Fotografi pra-nikah (Pre wedding photography) merupakan salah satu seni fotografi yang terbilang unik. Ada sedikitnya tujuh jenis genre fotografi yang tergabung menjadi satu, yaitu fashion, portrait, arsitektur, produk, makro, keluarga, dan tak menutup kemungkinan travel photography. Sebagian dari genre tersebut membutuhkan usaha ekstra dari sang fotografer, yang mana menuntut mereka untuk memaksimalkan kinerja dari alat-alat tempurnya, terutama lensa.
Guna menghasilkan produk fotografi pre wedding outdoor yang ciamik, dibutuhkan lensa dan pengaturan yang sempurna. Ini diperlukan agar memenuhi aspek artistik dan kreativitas, baik dari permintaan klien maupun improvisasi si fotografer itu sendiri. Memilih lensa tidaklah boleh sembarangan. Semua bergantung pada kebutuhan dan tak jarang situasional.
Pemilihan lensa bergantung pada ukuran frame yang diinginkan atau dibutuhkan. Setidaknya ada dua kategori, yaitu portrait dan theme/wide shot. Perbedaan antara fotografi pre wedding dengan fotografi wedding adalah Anda memiliki lebih banyak kontrol terhadap apa yang ingin Anda lakukan. Anda tak perlu takut kehilangan momen atau ritual penting saat pre wedding sebab bisa diulangi jika hasil dirasa kurang memuaskan. Jadi, lensa apapun yang dipakai sebetulnya bukan masalah besar sebab Anda atau sang fotografer yang memutuskan.
Lensa Wide dibutuhkan saat Anda atau sang fotografer menginginkan objek utama berupa dua orang atau sepasang dengan memperlihatkan setting atau latar pendukung, terutama kalau lokasinya berupa outdoor. Biasanya, penggunaan lensa wide ini dimaksudkan agar tema pre wedding yang tak jarang menggunakan dekorasi-dekorasi tertentu tertangkap frame.
Ada banyak lensa wide yang wajib dijadikan senjata, di antaranya:
1) 17-40mm
2) 16-35mm
3) 18-135mm
Beberapa fotografer nyaman menggunakan lensa 24-70mm. Akan tetapi, lensa tersebut tidak mampu meng-capture lebih banyak meski kualitasnya bagus. Padahal, venue dan lanskap pre wedding juga dituntut bisa menceritakan perjalanan calon pengantin yang akan menuju pelaminan. Lensa 16-35mm menjadi salah satu pilihan terbaik jika Anda ingin mendapatkan hasil outdoor yang maksimal.
Jika lensa wide diperuntukan guna menampilkan kesimbangan antara outdoor scenery dengan pasangan, lensa portrait lebih menitikberatkan pada pasangannya saja atau momen yang menunjukkan kebahagiaan. Biasanya, teknik pengambilan gambar dengan lensa portrait bakal memunculkan bokeh dengan fokus utama pada pasangan. Namun, tak jarang lensa portrait digunakan untuk menangkap momen banyak orang atau ritual tertentu dalam pre wedding.
Berikut ini jenis-jenis lensa portrait yang cocok:
1) 85mm
2) 70-200mm
3) 50mm
Lensa 85mm dan 70-200mm paling sering digunakan oleh fotografer wedding karena bisa menangkap dengan baik dua sejoli yang hendak melangkah ke pelaminan. Keunggulan utamanya tentu saja kemampuan menciptakan keseimbangan, fokus dan bokeh yang sangat baik, dan memang lensa portrait diperuntukkan guna menampilkan raut wajah bahagia pasangan ketimbang scenery atau suasana outdoor.
Khusus lensa 85mm, bisa jadi merupakan lensa paling favorit. Sebagai lensa fix, Anda memang mau tak mau melakukan usaha ekstra dengan zoom manual alias maju dan mundur dengan kaki. Tapi, usaha Anda tak akan mengkhianati hasil, terlebih kalau dilakukan di waktu dengan kondisi low light (cahaya relatif redup).
Pemilihan lensa sangatlah tergantung pada style apa yang Anda inginkan. Untuk pengaturan aperture, menggunakan f/1.4-2.8 selalu menjadi ide yang bagus pada kondisi outdoor. Hindari f/4.5-5.6 karena fokusnya menjadi lebih lambat dan membatasi kemampuan lensa untuk menciptakan bokeh yang indah. Jangan pelit untuk menjajal semua jenis lensa yang disebutkan agar nantinya cerita yang terdapat di momen pre wedding tersebut bisa tersampaikan.
Cari Tahu: 3 Merk Tripod yang Bagus untuk Memotret di Kondisi Low Light